17 August 2010

Pernik Ramadlan dan Kemerdekaan

Jam di dinding asrama fellowship 2009 sudah menunjukan pukul 17:30, hmmm... saatnya persiapan ta'jil. Sementara yang laen pada beli lauk, aku malah geyot-geyot pakai koko. Al-Munawar menjadi tujuan. He...khan ada buka bersama di masjid tersebut.

Ini adalah kali kedua aku merasakan bulan suci di kota metropolis. Tidak semetropolis yang kalian duga. Hamdan lillah aku berkediaman di daerah habib, Pancoran, dan tentunya tidak ada 'Jakarta Undercover' seperti itu. Tidak seperti di rumah, terdapat atmosfer berbeda ketika aku menghabiskan Ramadlan di Jakarta. Kalau di rumah, ada Ibu yang selalu sigap membangunkanku saat sahur, ada Kuliah Shubuh, tarowih yang selalu cepat, dan.. petualangan mencari harta karun (maksudnya ngumpulin makanan buat ta'jil. Itu sih dulu waktu kecil yang mana selalu rakus sembari gak kemakan semua, dasar rakus!). Di Jakarta ini yang pasti aku sering (bahkan selalu) ta'jil di masjid. Banyak sekali hikmah yang dapat diambil. Pertama, menghemat uang (dasar), lalu aku bisa lebih menjaga perut karena ta'jil di masjid dengan seloyang makanan untuk enam orang mempunyai kuantitas nasi yang tidak mengenyangkan. Daripada harus ta'jil ambisi, terus tepar deh gak tarowih.

Menyinggung tarawih (yang 23 rakaat, terserah mau yang mana, baik yang 11 maupun yang 23 sama-sama baiknya, tidak ada yang salah), akhir-akhir ini aku lebih kerasan dengan tarowih di Jakarta. Kecepatan rata-rata (kayak fisika aja) pas, ya sekitar sejam lah, teringat dengan tarowih di Masjid selatan di kampungku itu, busyet, gak bisa bernapas pokonye aye, 15 menit berez! Ckckck.....

Oh, ya ada hal lain yang istimewa di bulan Ramadlan tahun ini. Tahun ini bertepatan dengan hari kemerdekaan yang ke-65 RI. Inget yah, bukan "kemerdekaan RI yang ke-65". Itu artinya, Republik Indonesia itu ada banyak sampai ada 65!. Eh, ternyata Mbah Google juga merayakan, dan salah lagi kalimat itunya ketika cursor dihover: :"Dirgahayu Indonesia - Menyambut HUT RI ke-65"
Ayo, Mbah Google yang sudah banyak makan asam garam, harusnya koreksi yah, tahun depan.

Apa istimewanya?? Coba deh temans rollingback 65 tahun yang lalu saat founding father kita memproklamasikan bangsa Indonesia. Usul punya usul, ternyata itu juga di bulan suci Ramadlan lho! Istimewa kan, lebih-lebih tanggalnya 27 Ramadlan, yang, katanya (Wallohu A'lam) probabilitas lailatul qodr paling tinggi. Hebat yah bangsa Indonesia. Itu berarti di usia kakek-kakek ini Ramadlan kembali mengingatkan bangsa Indonesia untuk tidak lalai dengan kemajuan zaman mengisi kemerdekaan untuk mewujudkan cita-cita proklamasi, yaitu negara yang adil dan makmur.

Akhir kata semoga seluruh amaliyah ibadah kita di bulan suci Ramdlan ini dan sebelumnya diterima oleh Alloh Subhanahu Wa Ta'ala dan semoga negeri kita tercinta bisa bangkit dari keterpurukan. MERDEKA!




Hitung






Komentar

Tentang Blog Ini

Seorang pembelajar yang berharap tidak berhenti belajar, seorang hamba yang berharap tidak berhenti menghamba

Followers