Pagi ini aku membaca majalah INFO KOMPUTER edisi tahun 2003. Aku memang suka majalah komputer, walaupun yang sudah usang. Justru aku bisa menambah referensi keilmuan dan bisa menerawang perkembangan teknologi beberapa tahun ke belakang. Yang membuat aku kaget di sana dikupas mengenai MP3 Player. Kaget sekali aku melihat harganya $105. Kenapa sangat mahal sekali, harganya melampaui harga kamera Olympus sekarang. Memang, kata orang, semakin ke sini barang elektronik akan semakin murah harganya. tak heran kini banyak counter pulsa bermunculan bak jamur saat kemarau, eh saat hujan. Hal ini ditenggarai semakin terjangkaunya harga ponsel. Di majalah Intisari misalnya yang edisi 1990an aku membaca adanya handphone pertama kali di Indonesia itu besarnya sebalok es kotak besar di tukang es serut. Layarnya mah sipit dah. harganya, wuih 10 jutaan, itu teh sebelum krismon, pantas, hendphone hanya angan-angan.
Saat KBM Plus kulihat ada seorang anak main layang-layang sambil memakai HP. Perassanku sangat janggal karena semasaku kecil dulu tidak ada istilah "sambil medar maen HP". Itulah, perubahan. Masyarakat Indonesia memang cenderung konsumtif terlebih dalam mengisi gengsi dalam teknologi. Padahal, ada seorang Jepang yang mengatakan bahwa apabila kamu ingin barang elektronik lengkap, belilah HP biasa, Flashdisk, MP3, komputer standar untuk menghemat biaya dan kerusakkan pun tidak akan menimbulkan keparahan yang sungguh terlaluuuu. Padahal, orang Jepang lah yang membuat Sony Walkman, HP berradio pertama kali, dan juga seabreg konvergensi teknologi yang kemudian mereka jejalkan ke masyarakat penggila gengsi seperti Indonesia. Memang kita akui,konvergensi teknologi sudah menjadi-jadi. Orang di zaman ini sudah sangat mobile, hiburan pun di ujung tangan, semua teknologi hampir=hampir berfusi membius pasar gadget.
sorotan tajamnya, kapan bangsa ini melahirkan produk genre "Made In Indonesia" dan "Made by Indonesian" yang bisa bergaung di dunia internasional. Walupun begitu, kita juga terhibur dengan adanya merk-merk Indonesia seperti Zyrex Ubud-Anoa, Antivirus PC Media, ANSAV, Sepatu Cibaduyut, Ayam Wong Solo dan banyak yang lainnya. Di sinilah tantangan bagi seorang enterprenership. Sungguh, aku sangat terpengaruh oleh bukunya Robert T. Kiyosaki. Aku jadi tersadar bahwa keamanan kerja sebagai abdi negara tidaklah efektif bagi bangsa yang punya hutang segunung ini. Yah, karenaya, mari berwirausaha!!!