Saat kuliah arsitektur komputer hari Kamis, aku bertanya soal pendekode pada register di Central Processing Unit, ternyata setiap brand prosesor punya copyright yang merupakan library kode prosesor tersebut, yang mana outputnya memang distandardisasi, udah ah.. jangan ngomongin itu, takutnya jadi tambah pusing deh ...Yang ingin aku soroti mengenai pembajakan teknologi, ya pirating... sebuah istilah yang sudah menjadi kepribadian bangsa ini. Bahkan ada istilah bukan Indonesia kalau tidak membajak karya orang. indonesia surga bagi pembajak!! Oh,ya kembali pada cerita awal, tanpa sengaja dosen menyinggung Taiwan dalam hal menyiasati lisensi. Apa lagi nih...?Gini nih...
Ternyata negara Asia yang cukup punya taring seperti Taiwan punya triknya sendiri dalam hal menjiplak(membajak) karya. Kalau ada teknologi baru dari barat, misalnya Amerika menciptakan suatu gadget baru, Taiwan dengan bernafsunya membongkar secara mendetail teknologi tersebut, tentunya ini bukan pencontekan sembarangan, soalnya sang pembajak sudah punya dasar ilmu yang kuat mengenai teknologi terkait. Kemudian dengan beraninya Taiwan menjiplak dan memasarkan produk jiplakan, dapat profit deh. Nah, abis itu otomatis kan si empunya karya pertama menuntut atas pembajakan tersebut, sang pembajak dengan rela hati mengeluarkan denda lisensi, toh dia sudah dapet profit, makanya harganya jatuh lebih murah. Wong yang namanya lisensi kan mahal, daripada membeli lisensi lebih baik "membajak cerdas", toh mereka punya keuntungan juga dari hasil penjualan barang imitasi itu.
Nah, gimana nih dengan bangsa kita? Jangan tanya deh yaa... kayaknya bangsa ini gak peduli barang yang dibajak, mau karya dalam negeri kek, mau karya bangsa lain, yang penting ngebajak!! Ironisnya, membajak tanpa perhitungan, gimana yah.. bagai makan buah simalakama sih, makanya kreativitas kita mandeg, ya kita udah capek-capek buat karya eh, di bajak, balukarna kita miskin akan karya bro...
Ternyata negara Asia yang cukup punya taring seperti Taiwan punya triknya sendiri dalam hal menjiplak(membajak) karya. Kalau ada teknologi baru dari barat, misalnya Amerika menciptakan suatu gadget baru, Taiwan dengan bernafsunya membongkar secara mendetail teknologi tersebut, tentunya ini bukan pencontekan sembarangan, soalnya sang pembajak sudah punya dasar ilmu yang kuat mengenai teknologi terkait. Kemudian dengan beraninya Taiwan menjiplak dan memasarkan produk jiplakan, dapat profit deh. Nah, abis itu otomatis kan si empunya karya pertama menuntut atas pembajakan tersebut, sang pembajak dengan rela hati mengeluarkan denda lisensi, toh dia sudah dapet profit, makanya harganya jatuh lebih murah. Wong yang namanya lisensi kan mahal, daripada membeli lisensi lebih baik "membajak cerdas", toh mereka punya keuntungan juga dari hasil penjualan barang imitasi itu.
Nah, gimana nih dengan bangsa kita? Jangan tanya deh yaa... kayaknya bangsa ini gak peduli barang yang dibajak, mau karya dalam negeri kek, mau karya bangsa lain, yang penting ngebajak!! Ironisnya, membajak tanpa perhitungan, gimana yah.. bagai makan buah simalakama sih, makanya kreativitas kita mandeg, ya kita udah capek-capek buat karya eh, di bajak, balukarna kita miskin akan karya bro...
0 komentar:
Post a Comment