Jujur saja, ada hal-hal tertentu yang sangat menyakitkan seorang aktivis FOSS :
- Seminar FOSS selalu menggembor-gemborkan migrasi GNU/Linux yang dilakukan perusahaan-perusahaan besar. Perusahaan besar memigrasikan mesin SERVERnya, bukan DESKTOPnya (dalam banyak kasus)
- Memasang aplikasi di GNU/Linux walaupun bisa dengan satu kali klik (misal di USC), tetap saja MEMBUTUHKAN koneksi Internet (walau ada DVD Repo [beberapa distro] dan apt-web/qdebdownloader [Ubuntu], tapi tetep saja relatif lebih mudah salin tempel installer *.exe)
- Kurikulum pendidikan propietary PENYEBAB UTAMA sulitnya penetrasi GNU/Linux. (Kalau tidak, pertanyaaannya bukan "Apa itu Linux?", melainkan "Apa itu Windows")
- Institusi yang sudah melakukan migrasi, MASIH saja menggunakan format dokumen tertutup (indikasi masih kurang berani melawan ketergantungan)
- Memasang aplikasi non-FOSS dan codec multimedia adalah pertanyaan yang PALING SERING DILONTARKAN oleh pengguna GNU/Linux pemula.
- Jarang sekali ada aplikasi PC Suite/Software Manajer yang disediakan vendor handphone/handheld untuk pengguna GNU/Linux;
- Beli paket modem TIDAK BISA dengan wvdial;
- Lebih mudah mempersuasi dengan Compiz (aplikasi yang sering bikin sombong, ;P) dan bebas virus (Windows) daripada isu-isu freedom pada FOSS.
- Free LEBIH SERING diartikan gratis daripada kebebasan (walhasil ada yang minta gratis jasa penginstallan, support, dan lain-lain)