02 June 2018

Tema Ikon Karasa Jaga untuk LibreOffice

Jauh sebelum era ikon flat menyerbu, sekitar lima tahun ke belakang dunia desktop GNU/Linux seperti memiliki masalah serius di antarmuka pengguna (UI/User Interface) yang tentu berpengaruh besar terhadap pengalaman pengguna (UX/User Experience). Saat itu satu-satunya (ya, satu-satunya) tema ikon yang sangat memikat hati saya adalah tema ikon Oxygen. Wow, begitu keren, bertekstur, realistis dan profesional!!

OK sebenarnya saya bingung mau bercerita dari mana. Jadi, tahun-tahun awal saya terpapar GNU/Linux (2009/2010) saya suka sekali mencoba-coba mengkreasikan ikon sendiri, karena jujur menggambar ikon dan logo adalah sesuatu yang sangat membuat saya ketagihan. Kadang saya lupa makan lupa mandi kalau sudah keasyik-ma'syukan dengan urusan satu ini. Bahkan, setelah punya istri pun acap kali lupa dunia sampai istri saya cemburu, xixixixi.

Sebenarnya apa yang mau saya katakan adalah proyek ikon itu sudah saya lakoni sejak ya katakanlah 2010. Saat itu dengan semangat menggebu-gebu dan penasaran yang tak hentinya akan perangkat lunak gratisan dan halal bernama Inkscape (Oh how I love you so much, terima kasih telah menggeser mantanku dulu waktu SMA si program pengolah vektor yang ada bunglonnya). Waktu itu ikonnya bergradasi, berwarna cerah dan norak abis hahaha. Saya juga lupa entah di mana salinan berkasnya. Ikon tersebut saya beri nama "Sundara", sebelum akhirnya nama tersebut saya dedikasikan untuk proyek remaster abal-abal yang sampai sekarang masih bertahan : Sundara OS (maaf masih blogspot karena situs di hosting lama mati, dan gak mau beli baru karena mesti bayar). Ikon tersebut lebih banyak nyontek tema ikon Win2-7 ala-ala Windows 7 yang kalau itu masih baru-baru. Sampai akhirnya saya diperkenalkan pada Oxygen.

Pengembaraan saya di dunia ikon ini semakin menarik dan liar (karena saking ngabisin banyak waktu muda saya heuheu) karena saya berambisi untuk membuat tema ikon profesional, keren, dan super lengkap kap kap kap kap....... Walhamdulillah selama 2012 sampai 2014 tema ikon yang saya beri nama Karasa Jaga inilah terus tumbuh. Bermodal awal dari campur aduk tema ikon yang ada, dan waktu awal hanya disediakan ukuran 48 px dan 128 px yang mana ukuran 48 px nya sendiri adalah hasil scaling-down yang ukuran 128 px. Artinya, awalnya cuma satu ukuran. Sampai pada tahap saya buatkan semua ukuran secara telaten dari 16 px, 22 px, 24 px, 32 px, 48 px, 64 px dan tentu 128 px. Hampir boleh dikatakan sebagian besar diambil dari sumber vektor tema ikon Oxygen.

Sampai pada tahun 2014 saya membuat desain ikon direktori sendiri (dan waktu itu terhitung cepat sekali hanya dalam waktu kurang dari satu hari di siang hari alias kurang dari 12 jam --lupa tepatnya) yang saya beri tag Karasa Jaga Next. Saya tandai seperti itu karena selain desain direktori yang menjadi penanda utama suatu ikon benar-benar baru, saya juga bertekad menambah ukuran yang lebih besar untuk layar HiDPI, dari mulai 256 px, 512 px sampai 1024 px.

<>

Bahkan lebih dari itu, saya juga merancang ikon Karasa Jaga untuk aplikasi-aplikasi yang ikonnya hard coded, alias menggunakan ikon sendiri di pustakanya. Kenapa saya ngotot ganti? Karena memang ikon mereka itu adalah hmmm Tango, suatu ikon yang tidak pernah saya senangi. Akhirnya Audacious, Scribus, Zekr dan apalagi ya itu semua saya ganti menggunakan Karasa Jaga di Sundara OS.


Ikon Karasa Jaga ini menjadi ikon bawaan desktop Sundara OS sampai saat ini. Saya sejak awal memiliki ambisi untuk menjadikannya super lengkap, dan alhamdulillah sangat bisa digunakan di hampir semua jenis lingkungan desktop, entah Unity yang sudah diproklamasikan mati itu, GNOME, Mate, XFCE, LXDE, KDE maupun Cinnamon. Untuk desktop kekinian macam Budgie, Pantheon atau Solus saya kurang begitu yakin karena sudah lama tidak melakukan pemeriksaan kompatibilitas lagi seperti dulu karena faktor m alias males hehe. Tapi seriusan, Karasa Jaga ini tema ikon pualing pol lengkap yang pernah saya temui di alam semesta ini (nyahaha berlebihan nih) . Ukurannya saja saat ini sekitar 133 Mb-an saat dalam bentuk direktori. Bandingkan dengan tema bawaan GNOME: Adawaita, itu cuman 4,4 Mb atau bahkan dengan ikon bawaan Ubuntu yang wajar saja relatif lebih banyak menghabiskan ruang karena bentuk berkasnya vektor itu: Humanity itu cuma menghabiskan ruang 13,9 MB saja. Saya tidak bisa membayangkan kalau Karasa Jaga ini dipaketkan dalam bentuk berkas vektor juga. Ya, paling mendekati walaupun belum sampai setengahnya sih ya tema ikon induknya yaitu Oxygen, sekitar 37,1 MB. Itu tadi kita bicara total ukuran seluruh berkasnya, belum bicara jumlah berkasnya.


Nah, terkait ambisi di atas itu saya juga akhirnya berinisiatif untuk membuat tema ikon Karasa Jaga untuk LibreOffice. Sejak bulan April 2018 lalu entah kenapa saya jadi terpacu untuk menyempurnakan Karasa Jaga di LibreOffice, mungkin gereget aja ya sampai saat ini masih banyak yang masih fallback ke si Tango. Akhirnya saya menostalgia masa dulu kala. Mulai mendesain dan  melakukan pengetesan hasil. Bedanya, kalau dulu serba manual pake sistem GUI, sekarang saya otomasi semua menggunakan skrip bash; jika dulu kerjaan saya simpan di lokal dan hasilnya bisa dinikmati hanya terbatas di desktop Sundara OS, sekarang semua orang bisa menikmatinya, dan kerjaan saya itu baik berkasnya maupun perubahan-perubahannya semua terrekam dengan baik. Itulah keindahan dari sistem kendali versi Git. Saya ini bodoh sekali ya kenapa gak dari dulu pake itu semua, kan gak perlu ngelus-ngelus dada nginget-nginget semua kerjaan hilang karena harddisk yang rusak fisiknya, heuh. Ya, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali lah ya. Sisa karya ikon Karasa Jaga yang bisa saya selamatkan, itupun hasil ekstrak dari ISO remaster Sundara OS yang tentu tidak semutakhir kerjaan saya di harddisk laptop lama dan penyempurnaan sedikit saya simpan semua di Github.

Di situ sudah ada skrip otomatisasi untuk pemasangan dan penghapusannnya.

https://github.com/rizmut/karasa-jaga-icon-theme

Untuk LibreOffice ada di

https://github.com/rizmut/libreoffice-style-karasa-jaga


Sampai bulan kemaren saya selalu membagikan alamat proyek ikon saya yang kedua itu untuk meminta saran balik (dan gak ada yang ngasih saran apapun, well). Pas banget qadarullah di grup Telegram LibreOffice sedang (di)ramai(kan) tema ikon Colibre yang sedianya akan hadir di versi 6.1. Tema ikon Colibre ini mengambil HIG (Human Interface Guideline)-nya tema di Windows 10, plus dia juga menggunakan palet warna dari Windows 10 tapi dibuat dari nol agar tidak melanggar lisensi. Kudos buat Andreas Kainz.

Balik lagi ke grup Telegram. Nah, saya akhirnya merasa terbantu dengan tema ikon Colibre ini karena dia memang akan menjadi ikon kandidat kuat pengganti tema ikon Galaxy yang sebelumnya digunakan oleh OpenOffice.org dan diwariskan ke LibreOffice menjadi tema ikon fallback selama bertahun-tahun. Tujuaannya sih menyediakan dukungan penuh pada antarmuka Muffin yang salah satunya yang sering diomongin ya Tabbed Bar ala-ala Fluent UI alias Ribbon Interface-nya Microsoft Office itu, yang mana Muffin dengan segala varian di dalamnya (Tabbed group, Tabbed compact, Groupedbar full, Groupedbar Compact) itu membutuhkan ikon yang lebih banyak dengan ukuran lebih besar. Jadi si Colibre ini dibuat agar menjadi tema ikon super lengkap. OK, dari sana saya rajin sekali mengunduh daily build master LibreOffice 6.1 alpha untuk melakukan sinkronisasi antara Karasa Jaga dengan Colibre agar bisa semakin lengkap. Sampai pada akhir April Andreas Kainz, sang desainer Colibre meminta saya untuk memasukkan Karasa Jaga ikon ke LibreOffice core, alias masuk ke master LibreOffice.

Well, saya mendengar itu awalnya ragu, apakah pantas tema ikon grasak-grusuk ini masuk ke core? Belum lagi denger Heiko Tietze, seorang anggota The Document Foundation yang menyarankan saya untuk sekadar menyediakan Karasa Jaga sebagai ekstensi semata (walau akhirnya gagal saya publikasikan di situs ekstensi LibreOffice karena masalah usabilitas web, tak tahu lah). Saya agak gak PD juga sih. Hmmm, tapi bismillah saya coba dulu dengan membuat tiket di BugZilla LibreOffice. Tadaaa munculah tdf#117342 (https://bugs.documentfoundation.org/show_bug.cgi?id=117342).

Saya tidak sabar menunggu tanggapan dari komunitas, pengembang dan sukarelawan sekalian dan hasilnya? Empat orang setuju dan satu orang tidak setuju. Booom, saya pun akhirnya diarahkan untuk membuat patch terkait ini. Ya, walaupun sempat salah di sana-sini terutama alur kerja Git mereka yang cukup membingungkan, akhirnya saya pun berhasil menaikkan Karasa Jaga ke core. Bilang apa? Horeeeeeeee, eh alhamdulillaaaaah. Untuk pertama kalinya juga saya bilang hamdalah di grup Internesional itu hehehe.

Beberapa hari kemudian ada surel (surat elektronik) masuk, dan apaah? Saya dapet sertifikat penghargaan untuk patch pertama di LibreOffice. Seneng sih buat saya mah atuh. Seumur hidup baru kali ini saya benar-benar merasa berkontribusi dan jadi bagian komunitas besar FLOSS (Free/Libre Open Source Software). Ya, sebelumnya sih pernah juga, paling membantu penerjemahan atau dokumentasi. Tapi tidak pernah memberikan sumbangsih yang memang menjadi kegemaran saya. Ini jadi sesuatu banget, istimewa pokona mah.


Sebagai maklumat tambahan bahwa selama ini LibreOffice hanya menggunakan ukuran ikon 16 px dan 24 px (pengecualian tema Oxygen yang 22 px), maka dengan semakin maraknya layar besar, kebutuhan untuk ikon yang lebih besar pun semakin mendesak sampai akhirnya muncul tema ikon Breeze (dari KDE Plasma 5) yang mendukung ukuran 32 px.

Nah, dari keseluruhan tema ikon LibreOffice yang ada itu (Industrial, Tango, High Contrast, Breeze, Elementary, Colibre) setelah saya hitung-hitung Karasa Jaga lah yang paling lengkap. Berikut hasil hitungan kasar saya terhadap jumlah seluruh berkas bitmapnya masing-masing pada tanggal 22 Mei 2018 lalu

Breeze: 2664
Colibre: 2912
Elementary: 1830
Galaxy: 3539
Karasa Jaga: 4719
Sifr: 1305
Tango: 1219

Karasa Jaga memang mewarisi kelengkapan Colibre sekaligus ukuran 32 px nya yang sudah lengkap semua sementara Colibre belum mendukung ukuran 32 px. Ringkasnya, saat ini hanya ada dua tema ikon LibreOffice yang sudah mendukung ukuran 32 px, yaitu Breeze dan Karasa Jaga. Sementara dari dua tema ikon tersebut Karasa Jaga-lah yang memiliki varian ikon yang menyamai kelengkapan Colibre untuk ukuran 16 px dan 24 px. Perbandingan ini ya saat artikel ini ditulis.

Kabar mutakhir (15 Juni 2018) Andreaz sedang mengerjakan Colibre ukuran 32px.


Oh ya, mungkin ada yang bertanya, apa itu "Karasa Jaga", karena di grup yang sama juga ada yang bertanya

Ini jawaban saya:

Something visioner, "Karasa" means "feel", "Jaga" means "future". Those words is a Sundanese phrase. In the simplest form the meaning is "feel the future ". It teach us to be patient, to be resilience to do what would be a good thing in the future, what help us to reach our dream in the future. 😇😊
Bagi yang sudah tidak sabar ingin mencoba Colibre, dan juga Karasa Jaga, bisa mengunduhnya di alamat di bawah ini. Pilih sesuai sistem operasi dan arsitektur Anda. Sekalian cari-cari awakutu (bug) juga ya biar makin keren si LibreOffice-nya.

http://dev-builds.libreoffice.org/daily/libreoffice-6-1

2 komentar:

Unknown said...

sudah siap jadi professional UI/UX designer. mau join di the**efo*est?

Anonymous said...

Apa itu the**efo*est?

Hitung






Komentar

Tentang Blog Ini

Seorang pembelajar yang berharap tidak berhenti belajar, seorang hamba yang berharap tidak berhenti menghamba

Followers