26 December 2009

Catatan Akhir Tahun 2009

Subhanalloh, tiada terasa dan tak terduga kini sudah di penghujung tahun 2009. Aku juga sudah masuk tahun 1431 Hijriyyah. Aku masih ingat saat tahun-tahun 2000an pertama kali aku memprediksikan bagaimana keadaanku di tahun 2010, sepuluh tahun kemudian (Past Perfect Condition-lah kayak lagi belajar Bahasa inggris aja). Akhirnya Alloh Azza Wa Jalla memperkenankan aku menghirup matahari, eh menghirup udara dengan lancar sampai tahun 2009. Tahun 2009 merupakan tahun yang terhitung berat untukku jika dibandingkan dengan tahun-tahun yang pernah aku lewati.

Bulan Januari-Maret 2009

Di awal 2009 yang merupakan semester akhir SMA kelas 3 aku baru merasakan beban yang begitu berat mengingat aku akan sampai pada akhir kehidupan SMA-ku. Banyak sekali kegelisahan dan pertanyaan tentang keluar dari SMA. Hampir setiap waktu otakku dipenuhi pikiran : Ke mana aku setelah keluar SMA. Maklumlah, selama SMA aku diberi fasilitas Pemda Jawa Barat melalui Bina Siswa SMA Plus Cisarua Yayasan Darmaloka yang membuatku sedikit terlena akan limpahan nikmat dan rezeki dari Tuhan. Selama SMA tidak pernah aku melihat tagihan SPP bahkan aku tidak tahu berapa SPP di SMA Negeri 1 Cisarua itu, yang aku tahu hanyalah belajar saja. Uh, pokoknya aku merasa sangat pusing ketika dituntut untuk memutuskan pilihan akan jalan hidup.

Kuliah....Bisa Gak Ya???

So pasti, impianku di penghujung SMA itu tetap bisa menikmati pendidikan, terutama di bangku perkuliahan. tak terbersit dalam hati untuk bekerja, karena aku merasa tajrid (-mengambil istilah Mang Iwan-red), aku lebih suka menuntut ilmu dulu, mengasah kemampuan dan skill.

Beasiswa-beasiswa

Tawaran dari Universitas pun berdatangan, alhamdulillah SMA ku tidak ketinggalan kalau soal info beasiswa, maklum faktor utamanya kakak-kakak kelas yang "berehan" (terima kasih ya...akang). Celakanya, malah membuat aku semakin pusing, bingung, lieur bin keder. Dimulai dari tawaran PMDK UI yang aku tolak (mengapa ya??). soalnya saat itu hatiku terpaut di ITB, dan takut akan biaya (hiii sereem). lalu sampa UNAS PASIM melalui program PUB PASImnya sampai aku coba PMDK STIE Bank Jabar, wah..ribet deh njelimet....

Bulan April-Mei 2009

UN di bulan April dan aku masuk BIUS (Beasiswa ITB Untuk Semua )2009, lalu USM Terpusat 30 Mei 2009 yang ternyata kandas tinggal impian...Bukan jalannya mungkin...

Bulan Juli 2009

Masih teringat menit-menit terkahir di Cisarua, aku tak percaya sedang meninggalkan asrama tercinta yang telah memetamorfosaku menjadi seorang yang mandiri di Cisarua, bersama keluargaku di mobil paman, aku tak pernah mau memejamkan mata untuk melihat alam Cisarua, Ya Alloh, hidupku akan berubah lagi...

Setelah perpisahan dan pelepasan resmi dari pihak Bina Siswa SMA Plus Cisarua, aku merasa semakin bingung sebingung-bingungnya, kenapa akau tak ambil PMDK UI dan IPB yang di depan mata? Tapi aku pasrah dan tawakal dan selalu menghibur diri, tak lupa aku hibur juga orang tua.

Tak mau kehilangan kesempatan, aku mengikuti test STAN di Cimahi, aku kembali menginap di Cisarua, tetapi bukan di asrama, melainkan di rumah Pak RW (terima Kaih banget atas nasinya selama seminggu). walaupun selalu sedih bila memandang asrama, aku selalu berusaha mengingatkan bahwa hidup harus berubah. Kita hidup bukan untuk sukses, melainkan untuk menempuh jalan berkerikil dan berduri agar kita bisa belajar pada pengalaman.

Kandas Episode Dua

Pengumuman STAN pun datang, ternyata masih tak ada di berkas pengumuman nama "Rizal Muttaqin". ah... aku pasrah Ya Tuhan, mungkin bukan sekarang aku bisa kuliah. Inilah jalanmu Ya Rabb. Tak ada yang sia-sia, semuanya adalah jalan terbaik dari-Mu. aku hanya berdo'a agar aku bisa dijadikan insan yang mampu mengambil hikmah dari segala suratan-Mu Ya Ilahi.

harapanku satu-satunya adalah beasiswa Paramadina Fellowship 2009. Aku masih "kukulintingan" di Cisarua. Ternyata tanggal 31 Juli 2009 aku bisa melihat rencana Tuhan, rencana yang sangat indah untuk disyukuri, suatu nikmat yang sangat besar, aku bisa mendapat satu kursi perguruan tinggi di antara insan muda penuh harap yang lain. Syukron ya Alloh, aku bisa terus menuntut ilmu di bangku perkuliahan.

Bulan Agustus Desember 2009

Jalan hidup harus selalu berubah, setelah "Berkelana I" di kabupaten Bandung Barat, kini aku lanjutkan episode "Berkelana II" (kayak Rhoma Irama aja) di Jakarta Selatan, kota tempat ayahku bekerja menjadi buruh montir dulu. Ayah, aku mohon do'a restumu di kota tempat dulu engkau memperjuangkan napas hidupmu. Ibu, lepaskan anakmu ini di kota yang siap dengan beribu tantangannya.


0 komentar:

Hitung






Komentar

Tentang Blog Ini

Seorang pembelajar yang berharap tidak berhenti belajar, seorang hamba yang berharap tidak berhenti menghamba

Followers