10 July 2010

Mengatasi Kebosanan Rutinitas


Malam ini getaran inspirasiku kembali muncul setelah membaca blognya Kak Rasyid. Kakak kelas semesterku ini memang jagonya dalam merangkai kata-kata. Ia mampu mengabadikan mutiara kata serta pandai mengutip (mengingat) beberapa golden concept. Aku sebenarnya merasa terhenyak sekali betapa kemalasan untuk berbagi kembali menggelayut dalam hati. Fiuh, akhir-akhir ini memang perhatianku terlalu tertujukan pada Ubuntu. Makanya aku juga minta maaf secara pribadi kepada http://derizal.blogspot.com yang sekian lama terasa kesepian dan merana diisi dengan konten-konten "egoistik".

Alhamdulillah detik ini aku bisa sampai duduk di Universitas Paramadina di Semester Pendek Pertama, artinya, Semester I ddan II telah aku lalaui dan kemarin-kemarin aku mengikuti PLC (Paramadina Leaders Camp). Ya, semacam mencari lagi keutuhan diri sebagai mahasiswa, maksudnya menyadari entitas kepemimpinan kita. 

Pada titik tertentu mungkin kita merasa bosan dengan rutinitas keseharian yang ada. Setelah melalui bebrapa contoh eksperimental, mungkin beberapa nih aku mau share. Artinya, aku juga pernah mengalami kebosanan seperti itu.

1. Kembali Pada Mimpi

Ngomong-ngomong soal ingatkan, aku teringat pada sepatah wejangan dari Pak Wija 

"Mimpilah dengan apa yang engkau cita-citakan, dan besok pagi sekali kerjakanlah setiap hal  menuju mimpi itu"

Terkadang kita keluar jalur dari apa yang kita kerjakan. Kita bukanlah mesin yang bekerja tanpa tujuan, kecuali tujuan yang pemiliknya berikan. Kita punya kebebasan untuk bermimpi. Apapun mimpi itu. Di tengah perjalanan menuju mimpi sering kita terseok menyimpang pada kesenangan sesaat atau terlupa. Itulah mengapa banyak pakar menganjurkan bahwa mimpi itu harus divisualisasikan. Tatkala kita merasa bosan, hayyaaa, lihat lagi apa mimpi yang ingin kita tercapai.

Oh, ya mengenai kesuksesan itu sebenarnya bukan merupakan suatu titik capaian tertentu sehingga ketika kita sampai pada titik itu, lantas kita berhenti. Kesuksesan itu sebenarnya merupakan serangkaian proses-proses yang baik dan berjalur yang benar.

2. Renungkanlah Nikmat yang Telah Tuhan Berikan

Kebahagiaan itu bukan apa yang kita dapatkan, melainkan sikap kita terhadap apa yang ada. Mensyukuri nikmat memang bukan perkara yang mudah, apalagi bagi kita yang terbiasa dilimpahi banyak kelebihan. benar, banyak orang berkata nikmat itu terasa ketika nikmat tersebut diambil. Coba sesekali tengok ke rumah sakit terdekat. Banyak sekali yang merindukan nikmatnya mata yang sehat yang meluangkan waktu membaca tulisan ini. Hmmmm...

3. Lakukan dari Sisi yang Berbeda

Kebosanan dapat muncul dikarenakan kita menginginkan sesuatu yang lebih. Alih-alih kita berusaha menginginkan yang lebih dengan cara yang salah. Lebih baik kita melakukan sesuatu yang berbeda dari biasanya. Dari beberapa sumber dikatakan bahwa melakukan sesuatu yang berbeda dari biasanya bisa mencerdaskan otak karena ikut merangsang konektivitas sel-sel otak yang baru. Tidak perlu muluk-muluk, misalnya saja sebagai mahasiswa kita sering menjadi deadline mania, coba kita jadi seorang pencuri. Pencuri start maksudnya, atau dari kebiasaan sehari-hari. Jika kita biasa makan pagi sebelum mandi dan mandi pukul 06:30, cobalah madi pukul 04:30 kemudian makan diselingi jalan-jalan. Mungkin sedikit bisa membantu. Ya, itu tergantung krativitas masing-masing. 

4. Flashback

Mencapai ketenangan hati memang banyak caranya. Salah satunya yang senang aku lakukan adalah flashback. Merenungkan diri perjalanan hidup kita yang cukup jauh dan cukup dekat ini bisa membuat kita tersenyum kecil. Bayangkanlah diri kita yang masih tembem, imut dan cengeng, lambat laun menjadi kita yang sekarang ini. Masuklah perlahan dan mendalam dalam setiap episode, Insya Alloh, kita akan bisa mendapatkan keagungan Tuhan. Cara lain pun bisa, misalnya memandangi foto-foto kita sewaktu kecil dan berbincang bersama Ibunda tentang masa kecil kita. 

Mungkin itu sebagian tips berdasarkan pengalamanku, bagi yang suka, silahkan dilike (kayak facebook aja), yang gak suka sumangga, heheh bercanda

0 komentar:

Hitung






Komentar

Tentang Blog Ini

Seorang pembelajar yang berharap tidak berhenti belajar, seorang hamba yang berharap tidak berhenti menghamba

Followers