Sudah seakan menjadi suatu konsensus tidak tertulis bahwa istilah 'aswaja' yang pada awalnya merupakan kependekan dari Ahlusunnah Wal Jama'ah kemudian lama-lama dipakai dalam konteks Indonesia untuk menunjukkan golongan muslim tradisionalis (katakan saja NU yang dominan, atau Perti yang semisal). Entahlah, apa karena memang warga Nahdliyin ini memang sukanya gak ribet, kalau nulis gelar kehormatan dan pujian seperti bagi Allah pake SWT, untuk Nabi Muhammad pake SAW, terus sahabat nabi pake RA dan seterusnya.
Kemudian istilah 'salafy' yang pada awalnya justru dipakai oleh kalangan muslim tradisional untuk memberi nama pesantren yang bercorak tradisional juga (klop) sebagai pembeda dengan corak pesantren modern model Gontor dan sejenisnya eh malah dipakai oleh golongan puritanis yang sering dituduh Wahhabi dan gak mau disebut Wahhabi.
Tapi entahlah, ini poster yang diisi oleh da'i Salafy malah memampang nama ASWAJA, apakah metode dakwah atau ingin taqrib? Wallahuu a'lam, yang pasti kita mesti rukun brai
Catatan: Saya masih NU lho, gak ada
taqiyah pura-pura biar bisa promosi acaranya teman-teman Salafy.
0 komentar:
Post a Comment