Barat yang Megah, Sesungguhnya Rapuh - sumber gambar: novaonline.nvcc.ed |
Sedikit selintingan tentang adagium menyesatkan 'Di Barat sana, ku temukan Islam namun tidak ada muslim, di negeri ini, kutemukan muslim tapi tidak dengan Islam'. Negara-negara Eropa konon sangat maju, berpendidikan dan kuat karena aturan-aturan yang dibuat bahkan bukan berdasarkan agama (walaupun aroma Kekristenan tetap ada), dan nilai-nilai yang universal dan humanis itulah --bukan aspek legal formal syari'at-- yang mestinya dijunjung oleh orang Islam yang fanatik, totaliter dan fundamentalis, katanya juga.
Not to mention, bagaimana ukuran kemajuan peradaban itu jika ternyata ada fakta-fakta sejarah yang lebih mencengangkan karena disebabkan cara berpikir di luar Islam. Di antaranya ya tentang pembunuhan-pembunuhan paling masif/genosida seperti yang dilakukan Hitler dan perang dunia yang luar biasa besar itu, itu semua bukan dilakukan oleh muslim, bahkan tidak sama sekali didasari semangat keislaman. Lalu kolonialisme yang selain menghisap habis SDA penduduk dunia ketiga, juga menyisakan 'mental' terjajah selama berabad-abad (inferiority complex/ Minderwürdigkeit) kemudian dan juga institusi-institusi besar semacam PBB yang bersumber dari semangat persaudaraan antar bangsa, keseteraan kemerdekaan ummat manusia dan tentu nilai-nilai kemanusiaan sendiri dewasa ini malah seakan mandul tidak mampu memenuhi nilai-nilai yang dianutnya terbukti dengan terus menerus adanya kedzaliman di berbagai belahan dunia yang mengarah pada penjajahan, genosida dan pengusiran seperti di Palestina, Uighur, dan terbaru Rohingya.
Di negeri-negeri di Barat sendiri, keteraturan kota-kotanya, kedispilinan warganya, minimnya korupsi, ditegakkannya hukum-hukum yang seakan menyilaukan itu ternyata memiliki borok-borok yang tidak terelakkan. Amerika Serikat misalnya, negeri adidaya ini memiliki pendapatan film porno melebihi revenue-nya Microsoft, atau Belanda yang memiliki taman khusus yang pengunjungnya boleh berhubungan badan secara legal di depan umum, malah kalau anjing masuk ke situ tidak dilarang, sama juga berhubungan badan di kereta api di tempat umum dilegalkan, asalkan suka sama suka. Lain lagi di Jepang yang masyarakatnya dikenal workaholic, ternyata memiliki tingkat bunuh diri yang tertinggi di dunia dan tradisi "bukkake” yaitu mengeroyok rame-rame satu gadis dengan belasan pria sekaligus, dan kesemuanya itu legal saudara-saudara!!
Tentu cara berpikir dikotomis 'negeri muslim minus Islam' atau 'negeri Islam minus muslim' bukan karena perbedaan antara 'Islam' dan 'muslim' itu sendiri, tetapi karena cara pandang pincang yang menghendaki bahwa Islam itu sekadar nilai-nilai universalnya saja, Islam itu hanya diambil saripatinya saja semacam toleransi, penjunjungan tinggi akan kemajuan atau kemanusiaan. Tapi bukan seperti itu seharusnya, Islam adalah sistem mabda berbasiskan tauhid yang syumul, kompleks dan integratif yang tidak mungkin dicerai beraikan secara sewenang-wenang sehingga ketika ada kebaikan yang dipraktikkan oleh golongan non Islam kita katakan itu Islam, tidak seperti itu. Maukah dikatakan bahwa orang-orang Yahudi dengan provokasi teologis dari Talmud oleh Zionisme Internasional untuk hijrah ke Palestina itu disebut sangat Islami karena dicap Tauhid sebagaimana diketahui agama Yudaisme itu monoteis? Atau kaum Budhhis yang terkenal petapa mencinta keharmonisan itu sangat sesuai dengan konsep zuhud lantas juga disebut Islami? Tidak kan? Nah, begitu juga ketika berbicara dengan masalah negeri ini. Orang-orang ini hanya memang satu nafas dengan materialisme yang sudah pasti memiliki ukuran kemajuan hanya dalam ukuran fisik semata.
Sesungguhnya mereka (orang kafir) menyukai kehidupan dunia dan mereka tidak memperdulikan kesudahan mereka, pada hari yang berat (hari akhirat) .(Al Insan 27)
Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang kami kehendaki bagi orang yang kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka jahannam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir. (Al isro, 18)
Wallahu a'lam. Correct me if I'm wrong.
0 komentar:
Post a Comment