Kemaren malam selama dua hari ngikut Workshop "Menjadi Ekonom dalam 2 Hari Bersama Wijayanto". Ya, bersama Deputi Rektor Bidang Kerjasama, Pengembangan Bisnis, dan Kemahasiswaan Universitas Paramadina, Pa Wija. Acara dimulai ba'da maghrib sampai sekitar pukul 22:00.
Memang sih materinya Ekonomi Bangget....Sebidang ilmu yang sudah lama gak aku tekuni (walaupun secara faktual sehari-hari aku memraktikkannya). Udah deh, aku gak bakal ngebahas teori yang rumit-rumit, dan banyak grafik. Lagian, Pak Wija itu terkenal karena kemampuannya menyederhanakan materi yang rumit (kata anak-anak Manajemen & Falsafah) kalau lagi ngajar (Aku kan belum pernah diajari, maklum TI...). Di sini aku mau share nih tentang sesuatu yang menarik.
Langsung aja, ada beberapa point yang menarik ketika dibahas mengenai GDP (Gross Domestic Product). OK, langsung aja apa itu GDP? GDP merupakan total aliran kekayaan yang masuk di suatu negara selama satu tahun. Kekayaan apakah gerangan? Kekayaan yang dimaksud mencakup beberapa aspek yang masuk. GDP mencerminkan ukuran ekonomi suati negara. Karena, dari GDP akan dinilai seberapa besar ekonomi suatu negara. Rumusnya
GDP = C + G + I + NX
- C=Konsumsi
Konsumsi ini mencakup barang-barang atau jasa apa saja yang kita gunakan selama satu tahun. Juga, barang atau jasa tersebut memang habis selama satu tahun. Ya, misalnya beli makanan, beras, mencukur. Oh, ya barang/jasa tersebut harus bisa habis selama satu tahun. Kalo lebih dari satu tahu, namanya I (Investasi). Oh ya lagi, barang tersebut tidak mencakup HaPe yang temens pegang, laptop, dan gadget karena barang-barang tersebut masuk dalam kategori KONSUMSI, bukan INVESTASI
Ketika kita mempunyai modal (uang, waktu atau tenaga), pilihannya cuman ada dua, yaitu dikonsumsi atau diinvestasikan. Misalnya, temens dari SMP ata SMA yang sekarang mau ujian (semoga lancar Amiin) akan dihadapkan pada dua pilihan, pertama MENGONSUMSI tenaga dan waktunya untuk digunakan pada lapangan kerja (kasarnya langsung kerja) atau BERINVESTASI dengan menunda kesempatan menghasilkan uang dengan melanjutkan pendidikan, karena nilai investasinya yaitu adanya kesempatan menghasilkan uang yang lebih besar di masa yang akan datang dengan pendidikan>>> Intinya, KONSUMSI atau INVESTASI
- G= Konsumsi Pemerintah
Konsumsi Pemerintah ini dalam bahasa kita ya APBN. Gitu.... Oh, ya Amerika serikat menaikkan GDPnya dengan cara meningkatkan pengeluaran negara. bahkan, APBN nya dibuat defisit yang dicover oleh Hutang Luar Negeri.
- Investasi
Yasud, ini udah dibahas di bagian konsumsi. Investasi ini lazimnya dilakukan oleh perusahaan.
- NX= Selisih Ekspor dengan Impor
Nah, ini yang paling menarik. Oh, ya sebelumnya aku jelaskan dulu selisih yang diitung itu ya selisih ekspornya, kalau impor yang lebih banyak berarti NXnya minus. Semakin besar ekspor dibandingkan impor, maka NX semakin besar. Temen-temen tau kan bahwa tahun 2010 merupakan awal diberlakukannya CAFTA (China-ASEAN Free Trade Agreement). Kadang-kadang ngeri juga kalau teringat nasib industri negeri kita akibat CAFTA. Ya aiyalah produk kita kan kalah harga dari produk China. Belum lagi masalah kualitas (tapi gak semua), produk dalam negeri selalu kalah dengan produk China. Ngomong-ngomong soal China, mungkin temens ada yang bertanya, bagaimana China bisa punya produk murah seperti itu. oh, ya, China itu menggebu-gebu ingin menaikkan GDP nya lewat NX. Artinya, untuk menaikkan selisih Ekspor-Impor, China berkeras memajukan produksinya negaranya agar bisa diekspor secara besar-besaran ke luar negeri. Lho, terus kenapa bisa murah? Temens khan tau bahwa China memiliki populasi penduduk yang paling besar tuh (rajin buat anak kaliii...), artinya, upah buruh di sana tuh memang rendah dari dibandingkan di kita. Juga, etos kerjanya tinggi. So, gak heran kan kalau mereka workaholic juga. Selain itu, kita tau sendiri bahwa dewasa ini China sedang bangkit dengan teknologinya. lebih -lebih ada aturan jelas dari pemerintah China demi mendongkrak ekspor. Makanya, pegawai yang rajin + teknologi produksi yang mantap + dukungan pemerintah jadi tuh barang murah. Kelabakan dech...
Di sisi lain, barang-barang dalam negeri itu jauh kalah memang selain karena etos kerja bangsa kita yang rendah ditambah-tambah teknologi dan regulasi yang gak jelas, juga rantai distribusi yang panjang antara produsen ke konsumen menyebabkan barang-barang produksi kita mahal. Pemerintah juga bingung, kalau rantai distibusinya dipotong itu berarti memberi racun tikus kepada banyak sekali distributor. Kalo gak diputus, ya barang Made By Indonesian mahal. Gimana ya?
Oh,ya ada satu hal lagi yang menarik. Ternyata Amerika Serikat "takut" juga dengan China? Apa pasal? Gini, setiap tahun ekspor China ke Amrik selalu lebih besar dibandingkan ekspor Amrik ke China. Sederhananya gini, dalam satu tahun China mengekspor 100 barang ke Amrik, sedangkan Amrik mengekspor 80 barang ke China. Nah , yang 20, diganti dengan SUrat Hutang. Kasarnya, "Sorry ya, ngutang dulu". Nah, hal ini berlangsung terus menerus bertahun-tahun karena ekspor China ke Amrik selalu lebih besar dibandingkan ekspor Amrik ke China. Makanya, sekarang China menjadi pemegang Surat Hutang terbesar Amerika serikat, tepatnya 200 milyar Dollar Amerika . Ck....ck....ck....., banyak ngutang juga tuh Amrik. Nah, kalo China melempar Surat Hutangnya ke pasar, otomatis Amerika Serikat akan mengalami inflasi besar-besaran karena hal itu sama artinya China memperbanyak jumlah peredaran uang Dollar Amerika di dunia. So, terjadi inflasi dan akan banyak perusahaan-perusahaaan di Amrik beserta anak-anaknya di seluruh dunia mengalami kebangkrutan.
Makanya, kedua negara memang memiliki "bisul" masing-masing. Jika Amrik mencet bisul "HAM, Taiwan, & Demokrasi" China. China mencet-mencet bisul-bisul "Kredit, Surat Hutang" Amerika karena memang China merupakan kreditor terbesar bagi Amerika Serikat.
Mungkin di antara temens sekalian heran mengapa saat krisis global 2008 kita relatif tidak terpengaruh. Kiyasannya gini, bayangkan ada banjir yang terjadi pada suatu perumahan. banyak yang mengeluh TV nya hilang, mobilnya hanyut, kulkasnya ruksak. Tiba-tiba ada satu rumah yang biasa-biasa aja. Tidak panik dan mengeluh. Dia tidak mengeluh barang-barangnya hilang, rusak atau hanyut? Kenapa? Ya jelas penghuni rumah tersebut tidak memiliki apapun di rumahnya!!! Ini seperti Indonesia, saat krisis global melanda, GDP kita memang sebagian besar dipengaruhi Konsumsi Rumah Tangga, bukan Ekspor-Impor. Lagian, kita jarang sekali mempunyai perusahaan-perusahaan multinasional di banyak negara. Memang ada, tapi bukan sekaliber Toyota, McDonald's yang memang sangat terpengaruhi sekali oleh krisis global.
So, Tetap Cintai Produksi dalm Negeri dan Jangan Korupsi. ya>>>>
Terima kasih Pak Wija....